Selasa, 18 Desember 2012
NGELMU SEJATI CIREBON
A. Asal Usul Ajaran Ngelmu Sejati Cirebon
Ngelmu Sejati atau Ngelmu Hakekat adalah ajaran kebatinan/mistik yang tersebar luas di daerah Karesidenan Cirebon, terutama di Kabupaten Cirebon dan Indramayu. Orang-orang agama/santri menaminya ngelmu engkik atau ngelmu garingan, artinya ilmu kering, karena para pengikut ngelmu suka memberi gelar kepada orang-orang agama/santri sebagai itik atau angsa karena setiap hari selalu bermain air (wudhu atau mandi).
Ajaran ini tidak pernah memiliki organisasi. Sumber ajarannya adalah buku-buku catatan yang disebut primbon yang ditulis dengan tangan memakai bahasa Jawa Cirebon bercampur bahasa Kawi (Sansakreta) dengan huruf Arab atau Jawa. Buku Primbon tersebut pernah dicetak dalam 12 jilid dan ditulis dengan bahasa Indonesia huruf latin pada tahun 1920 oleh Tb. Haji Burhan. Setelah tercetak dan terjual habis buku tersebut tidak lagi diterbitkan.
B. Penyebaran Ngelmu Sejati Cirebon
Pada masa pra kemerdekaan, oleh para pemimpin Islam (wali) ajaran ini ditentang untuk disiarkan. Namun demikian, ajaran ini disebarkan secara diam-diam oleh Sultan Kanoman, Sultan Kasepuhan, Sultan Kecirebonan dan terutama dari pihak keturunan Sunan Gunung Jati. Pasca kemerdekaan Indonesia, ajaran ini disebarluaskan oleh Sultan Keprabon yang bernama Pangeran Aruman.
C. Ajaran Ngelmu Sejati Cirebon
Isi ajaran Ngelmu Sejati Cirebon tersusun dalam lima pokok, yaitu:
Sahadat Sejati
Ajaran dan kupasannya memakai bahasa Jawa Cirebon yang artinya kurang lebih sebagai berikut:
“Waktu Gusti Rasulullah, Nabi Muhammad saw. akan meninggal dunia membisikkan ke telinga kanan Sahabat Ali, demikian, “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah. Muhammad cahaya-Ku, Rasulullah rasa-Ku, ya Allah, ya Muhammad, ya Aku.””
Shalat Sejati
Shalat adalah hubungan antara hamba dengan Tuhannya. Yang wajib ada lima, yaitu terletak pada mata, telinga, hidung, mulut dan kubul (kemaluan). Jadi, shalat sejati adalah shalat yang bisa menjaga lima hal tadi. Jika seseorang pandai menjaga yang lima tersebut maka hidupnya akan selamat sampai ke tempat yang dituju, yaitu Surga Sejati yang dirakit oleh Allah. Namun, jika ia tak pandai menjaganya, maka ia akan tersesat ke dalam surga penasaran, tempat jin, siluman, sileman dan berkasakan.
Shalat yang lima itu berpangkal pada shalat daim, alamatul hayat, waktu menarik nafas insan harus menyebut Allah dan waktu menghembuskannya insan harus menyebut Hu, demikian harus tetap (daim = kontinyu) tidak ada hentinya, sehingga insan tahu di mana letak Allah, Tuhan Sejati.
Martabat Tujuh
Ajaran Ngelmu Sejati, manusia terdiri dari empat unsur, yaitu bumi (tanah), air, api dan dingin, sehingga mewujudkan jasmaniah, yakni badan kasar. Dan yang dimaksud martabat tujuh di sini adalah tahapan lahir manusia yang terproyeksi ke dalam tujuh fase (martabat tujuh).
a. Alam Ahadiyat (alam azali abadi), adalah alam sebelum manusia lahir ke dunia.
b. Alam Wahdat, alam kesatuan dari dua jenis.
c. Alam Wahdaniyat, alam Maha Tunggal. Kesatuan tidak ada selain daripada wujud yang satu.
d. Alam Arwah, alam mulai ada tanda gerak hidup bayi kira-kira umur empat bulan dalam kandungan ibu.
e. Alam Mitsal, adalah merupakan bentuk yang lebih lunak.
f. Alam Ajsam, yaitu sudah berbentuk manusia lengkap dengan tulang dan daging, namun belum sempurna.
g. Alam Insan Kamil, bayi sudah dalam keadaan sempurna kira-kira umur sembilan bulan di dalam kandungan ibunya, kemudian lahirlah dengan keadaan sempurna.
Tribahwana
Tribahwana artinya tiga buana (dunia), yaitu tiga jagat alam besar. Dalam Primbon Ngelmu Sejati disebut demikian:
“Sebelum aku tajalli (lahir ke dunia) lebih dulu membentuk tiga mahligai, yaitu:
Baitul Makmur adanya di dalam kepala manusia. Di dalam kepala ada tempurung kepala, di dalamnya ada otak atau akal, di dalamnya ada pikiran, di dalamnya ada rasa, di dalamnya ada sir, di dalamnya ada Aku.
Baitul Muharam ada di dalam dada manusia, di dalamnya ada jantung, di dalamnya ada hati, di dalamnya ada rasa, di dalamnya ada sir, di dalamnya ada Aku.
Baitul Muqaddas ada di dalam kemaluan manusia, di dalamnya ada biji kemaluan, di dalamnya ada mani, di dalamnya ada meningkem, di dalamnya ada rasa, di dalamnya ada Aku.
Dengan terbentuknya Tribahwana dapat diketahui Trimurti, artinya tiga senyawa dan di sanalah insan mengetahui hakikat dari hidupnya sehingga ia menjadi manusia sejati.”
Mi’raj (Belajar Mati)
Manusia di dunia kalau kembali ke tempat asal azali abadi harus melalui sembilan pintu. Oleh karena itu, orang harus mengetahui tempat kembalinya, jika tidak maka dapat mati berkumpul dengan jin, markayangan, binatang, tumbuh-tumbuhan dan bisa juga mati masuk ke tempat batu-batu dan kayu-kayu atau gunung-gunung. Maka dari itu, dalam ajaran ini ada latihan untuk mengetahui tempat kemballi di kemudian hari sesudah mati. Latihan ini disebut Mi’raj atau Meradan.
Mula-mula masuk pintu I, akan bertemu dengan cahaya hitam, yakni wahaning nafsu lawwamah, seperti binatang. Tujuan hidupnya hanya kepada syahwat perut dan birahi. Jika tidak waspada akan kelorop (tertipu) masuk (inkarnasi) menjadi binatang ternak.
Pintu II akan bertemu cahaya merah, ialah wahaning nafsu amarah, yang ada di dalam jin berkasakan. Pengaruhnya yang menguasai pendengaran. Jika tidak waspada maka masuklah orang ke dalam alam jin.
Pintu III akan bertemu dengan cahaya hijau, ialah wahaning nafsu supiyah, rasanya dingin, banyak tampak ikan air dan binatang laut. Tajallinya penglihatan suka pada yang indah-indah, jika tidak awas orang akan terjerumus masuk ke dalam alam binatang air dan laut.
Pintu IV akan tampak cahaya kuning, adalah wahaning nafsu mutmainnah, rasanya tenang banyak burung berkicau, semua seolah-olah mengajak tinggal bersama. Kalau tidak waspada orang akan terjeumus masuk ke dalam alam burung.
Pintu V, setelah dilalui akan tampak bianglala berwarna tujuh macam melambaikan seolah-olah mengajak kita tinggal bersama. Jika tidak waspada maka akan tetap tinggal dalam alam tumbuh-tumbuhan.
Pintu VI akan tampak cahaya putih terang terdengar seolah-olah suara halus dan merdu mengajak tinggal bersama-sama. Jika tidak awas maka akan masuk alam malakut.
Pintu VII setelah dilalui akan terlihat cahay kuning keemas-emasan yang berasal dari suatu kelompok benda seperti rumah lebah, sedap serta nyaman dipandang. Itulah hakikat hati tempat berkumpul para ruh dan kalau berhenti maka tidak akan sampai ke tempat sejati yang kita cari.
Pintu VIII terbuka luas dan mudah dimasuki. Tampak cahaya terang benderang, rasa nikmat dan tenang yang tidak ada bandingannya. Inilah surga bagi mereka yang bernuat baik di dunia, tetapi bukan surga sejati yang dituju.
Pintu IX ialah pintu penghabisan. Jika manusia dapat masuk ke sini maka ia akan berjumpa dengan cahaya terang benderang yang tidak terbatas. Di sinilah surga sejati yang dirakit oleh Tuhan yang sejati. Tempat azali abadi tdak ada perbandingan dan persamaan, laisa kamitslihi syaiun.
D. Kesimpulan
Ngelmu Sejati Cirebon tampaknya adalah sebuah sinkretisme ajaran, yakni ajaran Islam sebagai mainstream dengan Hindu atau Budha. Nafas Hinduisme terasa kental sekali ketika berbicara mengenai perjalanan manusia setelah mati yang mendeskripsikan ajaran reinkarnasi dalam Hindu.
Referensi
Kamil Kertapraja, Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia, Jakarta: Yayasan Masagung, 1985, hal. 90 – 95.
SUMBER : Mif19.tea's Blog
Minggu, 16 Desember 2012
PERGURUAN TERTUA DI JAWA
nama Perguruan Pencak Silat Padjadjaran yang didirikan pada tanggal 12 Desember 1928 di Desa Sukaraja Bogor, Pendirinya yaitu K.H Raden Ahmad Karta Kusumah ( Alm ) yang kemudian diteruskan oleh Tubagus Moh. Siddik Sakabrata ( Alm ).
Guru Besar yang telah Almarhum:
1. Raden K.H. Ahmad Karta Kusumah
2. Raden Iing Ganda Lesmana
3. Raden Subarta
4. Raden Moh Yusuf
5. Tubagus Moh. Siddik Sakabrata
Sebagai Perguruan Pencak Silat sejati, yang terdapat empat aspek didalamnya yaitu:
1. Seni Budaya
2. Beladiri
3. Olahraga, dan
4. Mental spiritual
Dalam hal budaya serta kesenian Pencak Silat yang diprakarsai oleh Bapak Ukay S. seni dan budaya yang menjadi pelengkap perguruan, hal tersebut tidak terlepas daripada tokoh-tokoh pencak silat terdahulu Abah H. Dulhalim ( Jasinga) dan Abah Ucha ( Rangkas, Banten ) sebagai sesepuh daripada seni dan budaya Pencak Silat di Perguruan.
Pada tahun 1979, murid-murid perguruan banyak yang turut serta dalam kancah pertandingan melalui IPSI, sampai meraih prestasi/juara Tingkat Nasional bahkan Tingkat Asia yang diprakarsai yang diantaranya atlit Perguruan Cabang Jakarta dan Atlit Cabang Bogor Barat ( Cigudeg ). Atas dasar prestasi-prestasi itulah yang akhirnya Perguruan Pencak Silat Padjadjaran menjadi Perguruan Pencak Silat Nasional Padjadjaran atau disebut juga PPSN Padjadjaran.
Setelah wafatnya Guru Besar pada tahun 1997, dan tidak diadakannya tokoh pengganti sebagai Guru Besar, serta selain mengkaji keorganisasian daripada hal lain yang bersangkutan dengan keluarga besar perguruan, Bpk Tb Ukay S, selaku sesepuh Padjadjaran, mengambil langkah dan inisiatif untuk kelanjutan perguruan khususnya di wilayah Bogor barat beralih nama , dengan kelengkapan nama yaitu Perguruan Pencak Silat Putra Padjadjaran.
Dengan penyempurnaan tersebut, Keluarga Besar Perguruan Pencak Silat Putra Padjadjaran terus dan terus berkiprah untuk perkembangan kekayaan seni kebudayaan asli Bangsa Indonesia.
Lambang Perguruan Pencak Silat Putra Padjadjaran Mewujudkan Pencerminan :
1. Selain daripada menyimbolkan tujuh janji setia, tujuh rantai adalah pencerminan Persatuan dan kesatuan.
2. Berani yang dicerminkan dengan warna merah.
3. Bersikap kesatria dalam penegakan keadilan dan kebenaran yang disimbolkan dengan gambar kepala harimau/macan.
4. Kesuburan yang disimbolkan dengan warna kuning.
5. Jujur yang disimbolkan dengan kembang buah manggis.
6. Segi lima melambangkan keimanan dalam beragama.
7. Suci yang disimbolkan dengan warna putih.
Yang Menciptakan gerak jurus adalah para Wali, yang di antaranya:
1. Pangeran Rangga Gading
2. Pangeran Papak ( Pangeran Sake )
3. Pangeran Surapati
4. Pangeran Gagak Lumayung
5. Pangeran Jaka Sembung
Perguruan Pencak Silat Padjadjaran adalah pewaris aliran seni budaya Pencak Silat yang berasal dari jawa Barat, yang diterkenal disebut dengan sebutan Jurus Lima ( Panca Dirya Pra Pencak Silat ).
1. Cimande
Artinya Cai Iman anu Hade, ( air yang suci ) yang didirikan oleh seorang ulama besar Bogor yang juga mendirikan pesantren Tari kolot yaitu eyang Khaerudin, aliran ini berasal dari Desa Dhuhur Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor.
2. Sera
Sera yang berarti Serah artinya pasrah yang berasal dari bahasa sunda, aliran Serah ini terdiri dari 5 bagian, yaitu:
1. Serah Pasek
2. Serah Rapet
3. Serah Gulung
4. Serah Ringsek
5. Serah Totok
3. Syahbandar
Aliran ini diambil dari nama seorang ulama besar yang bernama Syeh Bandar.
4. Cikalong.
Aliran ini menggunakan tenaga yang lembut, dan namanya diambil dari nama sebuah kampung Cikalong di Cianjur.
5. Depokan
Artinya permainan bawah.
FEBRY "PENDEKAR WANITA CIREBON"
“Ia tidak merasa masa mudanya terampas karena menekuni pencak silat. ”
Buk! Kaki jagoan silat itu melayang cepat. Sambil menahan nyeri, lawannya
menghindar. Entah kenapa tayangan adu jotos di layar kaca itu tak membuat
gadis kecil tersebut ngeri. Ia malah semakin terkesima oleh adu tendangan
tersebut. Itulah tendangan yang mengubah sejarah Febriyani Nurkhasanah,
gadis kecil tersebut. Sejak menonton tayangan laga pencak silat dalam SEA
Games 1993, Febri–panggilan Febriyani–kecil bersumpah ingin menjadi atlet
pencak silat. Ia melupakan cita-cita menjadi dokter atau polisi–cita-cita
yang biasa hinggap di otak anak kecil.
Sejarah pun berpihak kepadanya. Empat belas tahun kemudian, yakni sekarang
ini, Febri telah melambung menjadi atlet pencak silat untuk SEA Games 2007
di Thailand. Ia kini mengikuti pemusatan latihan nasional pencak silat untuk
SEA Games 2007 di Pusat Pendidikan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Darat di Batu Jajar, Cimahi, Jawa Barat
Saat ditemui Tempo, Kamis lalu, di pemusatan latihan itu, Febri bercerita ia
adalah gadis pembelot. Sambil membanggakan seragam seragam loreng hijau
Kopassus yang ia kenakan, Febri menuturkan bahwa ayahnya, Kartidja, adalah
karateka yang sering tampil di aneka kejuaraan yang ditayangkan di televisi.
Ayahnya mewajibkan Febri berlatih karate. Awalnya gadis kecil itu menurut.
Namun, ia hanya bertahan dua kali latihan. Belakangan, gadis itu malas
belajar karate. Alasannya, ia benci dipaksa oleh pelatihnya melakukan split
(merentangkan dua kaki sampai lurus sejajar dengan lantai). Aku nggak tahan
dipaksa-paksa untuk bisa split. Padahal di silat pun nantinya ada ada
keharusan bahwa aku harus mampu melakukan split, ujarnya sembari tertawa.
Akhirnya, dengan sedikit adu argumentasi dengan ayahnya, Febri kembali
berlatih silat. Kebetulan di sekolah ada Perguruan Silat Padjadjaran
Nasional. Akhirnya, setelah naik ke kelas III sekolah dasar, Febri bergabung
dan mulai berlatih dengan serius.
Kejuaraan pada 1995 mengubah hidupnya. Febri saat itu mengikuti kejuaraan
untuk pertama kalinya di Kejuaraan Nasional Perguruan Padjadjaran di Bogor.
Ia turun di kelas C junior (42-45 kilogram) dan pulang membawa medali
perunggu.
Setelah kejuaraan itu, Febri makin rajin mencebur dalam berbagai kejuaraan.
Hasilnya? Ia tidak hanya mendapatkan medali, tapi juga deretan luka. Yang
penting adalah mendapat pengalaman, kata gadis ulet itu.
Jam terbang Febri yang makin tinggi mengantarnya ke pertandingan yang lebih
besar, yaitu Pekan Olahraga Daerah Jawa Barat pada 1998 sebagai wakil Kota
Cirebon.
Dalam kejuaraan itu, Febri berhasil merebut emas dan berhak berlaga di
tingkat nasional. Sejak itulah Febri mulai mendulang banyak medali.
Koleksi medali yang diraih Febri ternyata tidak otomatis membuatnya mendapat
dukungan orang tuanya. Ibu Febri, Siti Maemunah, berkeras memintanya hanya
berkonsentrasi pada sekolah. Gadis penyuka matematika itu menolak. Ia
menunjukkan bukti bahwa silat tak menyurutkan prestasi akademiknya. Febri
pun berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri di Bandung melalui jalur
atlet. Pilihannya pun tidak tanggung-tanggung: jurusan matematika. Orang
tuaku tidak menyangka aku bisa lulus ujian, kata Febri.
Pada 2002, Febri mengikuti kejuaraan nasional tingkat dewasa untuk pertama
kali dan sekali lagi berhasil meraih emas. Sejak saat itu, jam latihannya
terus bertambah sehingga waktu senggangnya semakin berkurang. Namun, sesuai
dengan janjinya kepada orang tua, anak tertua dari tiga bersaudara ini
menempatkan pendidikan sebagai prioritas.
Jadi, ya, pulang latihan, istirahat sebentar, lalu belajar. Hampir tidak ada
waktu untuk kumpul-kumpul dengan teman, ujar Febri. Kendati begitu, ia tidak
merasa masa mudanya terampas. Ini bukan sekadar impian, ini hidupku, gadis
berjilbab ini menegaskan.
Pertandingan, buat Febri, selalu memberi kenangan sendiri. Ia memberi contoh
ihwal kekalahannya melawan Haryanti, atlet silat dari Sumatera Selatan.
Haryanti tiga kali mengalahkan Febri, bahkan dua kali dalam event yang sama.
Tiga kali kalah oleh dia, aku sempat berpikir, ‘Apakah aku akan buat rekor
jadi empat kali kalah?’ Tapi ternyata aku bermain dengan tenang dan lepas.
Akhirnya 5-0 buatku, ujarnya berbinar-binar.
Di dunia internasional pun Febri mulai mendapatkan perhatian khusus. Pada
pertandingan internasionalnya yang pertama di United Kingdom Open 2006,
Febri mendapat emas. Selanjutnya, ia mendapat perak di University Games di
Hanoi, Vietnam, pada tahun yang sama. Terakhir ia sukses dalam Belgia
Terbuka 2007 dengan merebut emas di kelas C putri sekaligus menjadi pesilat
terbaik.
Namun, ia masih belum puas. Targetnya adalah emas di SEA Games Thailand dan
Pekan Olahraga Nasional XVIII bagi Jawa Barat. Ia telah bersumpah menempa
dirinya sekeras mungkin.
Saat ini Febri sedang digembleng di Pusat Kopassus di Batu Jajar. Ia menilai
latihan yang banyak melibatkan anggota Kopassus itu sangat menyenangkan
karena tidak sekadar menempa fisik dan teknik, tapi juga mental. Aku tidak
akan melupakan pelatnas ini karena ini adalah pelatnas pertamaku dan
ternyata sangat menyenangkan, katanya.
Meskipun jauh dari orang tua, Febri mengaku tidak pernah tertinggal berita
apa pun karena setiap hari ia pasti menelepon sang mama. Bahkan, ketika
masih di Jakarta, kalau memungkinkan ia menyempatkan pulang ke Cirebon. Tapi
yang tidak pernah lepas dari pelukannya adalah boneka harimau kecil yang
diberi nama Maung.
Maung itu keberuntunganku. Aku tidak pernah pergi ke mana pun tanpa Maung.
Rasanya ada yang hilang deh kalau Maung tidak ada di tempat tidurku,
katanya.
Oleh : MUSLIMA HAPSARI
Koran Tempo Minggu, 30 September 2007
Rabu, 15 Agustus 2012
KAOS RASA UDANG
CIREBON KOTA UDANG
Menurut Manuskrip Purwaka Caruban Nagari, pada abad 15 di pantai Laut Jawa ada sebuah desa nelayan kecil bernama Muara Jati. Pada waktu itu sudah banyak kapal asing yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat. Pengurus pelabuhan adalah Ki Gedeng Alang-Alang yang ditunjuk oleh penguasa Kerajaan Galuh (Pajajaran). Dan di pelabuhan ini juga terlihat aktivitas Islam semakin berkembang. Ki Gedeng Alang-Alang memindahkan tempat pemukiman ke tempat pemukiman baru di Lemahwungkuk, 5 km arah selatan mendekati kaki bukit menuju kerajaan Galuh. Sebagai kepala pemukiman baru diangkatlah Ki Gedeng Alang-Alang dengan gelar Kuwu Cerbon.
Pada Perkembangan selanjutnya, Pangeran Walangsungsang, putra Prabu Siliwangi ditunjuk sebagai Adipati Cirebon dengan Gelar Cakrabumi. Pangeran inilah yang mendirikan Kerajaan Cirebon, diawali dengan tidak mengirimkan upeti kepada Raja Galuh. Oleh karena itu Raja Galuh mengirimkan bala tentara ke Cirebon Untuk menundukkan Adipati Cirebon, namun ternyata Adipati Cirebon terlalu kuat bagi Raja Galuh sehingga ia keluar sebagai pemenang.
Dengan demikian berdirilah kerajaan baru di Cirebon dengan Raja bergelar Cakrabuana. Berdirinya kerajaan Cirebon menandai diawalinya Kerajaan Islam Cirebon dengan pelabuhan Muara Jati yang aktivitasnya berkembang sampai kawasan Asia Tenggara.[7]
kemudian pada tanggal 7 Januari 1681 Cirebon secara politik dan ekonomi berada dalam pengawasan pihak VOC, setelah penguasa Cirebon waktu itu menanda tangani perjanjian dengan VOC.[8]
Pada masa kolonial pemerintah Hindia Belanda, tahun 1906 Cirebon disahkan menjadi Gemeente Cheribon dengan luas 1.100 ha dan berpenduduk 20.000 jiwa (Stlb. 1906 No. 122 dan Stlb. 1926 No. 370). Kemudian pada tahun 1942, Kota Cirebon diperluas menjadi 2.450 ha dan tahun 1957 status pemerintahannya menjadi Kotapraja dengan luas 3.300 ha, setelah ditetapkan menjadi Kotamadya tahun 1965 luas wilayahnya menjadi 3.600 ha.
Pada tanggal 15 April 2011, Kota Cirebon diguncang dengan bom bunuh diri. Lokasi pengeboman berada di masjid Mapolresta Cirebon. Pada peristiwa tersebut, pelaku bom bunuh diri tewas seketika, dan terdapat beberapa orang luka parah.[9]
Pemerintahan
Setelah berstatus Gemeente Cirebon pada tahun 1906, kota ini baru dipimpin oleh seorang Burgermeester (wali kota) pada tahun 1920 dengan wali kota pertamanya adalah J.H. Johan. Kemudian dilanjutkan oleh R.A. Scotman pada tahun 1925. Pada tahun 1926 Gemeente Cirebon ditingkatkan statusnya oleh pemerintah Hindia-Belanda menjadi stadgemeente, dengan otonomi yang lebih luas untuk mengatur pengembangan kotanya. Selanjutnya pada tahun 1928 dipilih J.M. van Oostrom Soede sebagai wali kota berikutnya.
Pada masa pendudukan tentara Jepang ditunjuk Asikin Nataatmaja sebagai Shitjo (wali kota) yang memerintah antara tahun 1942-1943. Kemudian dilanjutkan oleh Muhiran Suria sampai tahun 1949, sebelum digantikan oleh Prinata Kusuma.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, pemerintah Kota Cirebon berusaha mengubah citra Kota Cirebon yang telah terbentuk pada masa kolonial Belanda dengan simbol dan identitas kota yang baru, berbeda dari sebelumnya. di mana kota ini dikenal dengan semboyannya per aspera ad astra (dari duri onak dan lumpur menuju bintang), kemudian diganti dengan motto yang digunakan saat ini. Pada tahun 2010 berdasarkan survei persepsi kota-kota di seluruh Indonesia oleh Transparency International Indonesia (TII), kota ini termasuk kota terkorup di Indonesia bersama dengan Kota Pekanbaru, hal ini dilihat dari Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (IPK-Indonesia) 2010 yang merupakan pengukuran tingkat korupsi pemerintah daerah di Indonesia, kota ini sama-sama mendapat nilai IPK sebesar 3.61, dengan rentang indeks 0 sampai 10, 0 berarti dipersepsikan sangat korup, sedangkan 10 sangat bersih. Total responden yang diwawancarai dalam survei yang dilakukan antara Mei dan Oktober 2010 adalah 9237 responden, yang terdiri dari para pelaku bisnis.[10][11]
Wilayah administrasi Pemerintah Kota Cirebon berluas 37,358 km2, pada tahun 2008 terdiri dari 5 wilayah kecamatan, 22 kelurahan, 247 Rukun Warga (RW), dan 1.352 Rukun Tetangga (RT). Harjamukti merupakan kecamatan terluas (47%), kemudian berturut-turut Kesambi (22%), Lemahwungkuk (17%), Kejaksan (10%) dan Pekalipan (4%).
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di Pemerintahan Kota Cirebon mencapai 6.982 orang, dengan komposisi pegawai laki-laki sebanyak 3.532 orang dan pegawai perempuan sebanya 3.450 orang. Tingkat pendidikan PNS di Pemerintahan Kota Cirebon yang terbanyak adalah lulusan S1 dan SLTA, lulusan S1 mencapai 32,34 persen, sedangkan lulusan SLTA mencapai 28,12 persen. Sementara itu lulusan D3 mencapai 22,23 persen, SLTP sekitar 7,69 persen, D1/D3 sekitar 26,37 persen, dan S2 sekitar 1,85 persen, dan masih ada lulusan SD yang bekerja yaitu mencapai 3,64 persen.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Cirebon pada tahun 2008 sebanyak 30 orang, yang terdiri 28 laki-laki dan 2 perempuan, dengan mayoritas tingkat pendidikan anggota DPRD adalah lulusan SLTA sebesar 13 orang, kemudian terbanyak kedua lulusan S1 sebesar 10 orang, dan lulusan S2 sebanyak 7 orang. Anggota DPRD tersebut terbagi kedalam 6 fraksi, Anggota fraksi terbanyak adalah Fraksi PDIP dan Fraksi Golkar, yang masing-masing sebesar 26,7 persen , sedangkan untuk fraksi lainnya, seperti Fraksi PAN mencapai 13,3
Minggu, 29 Juli 2012
" CECEK MANGAN CAGAK " Pepatah Jawa yang Penuh Makna
Pepatah Jawa yang Penuh Makna
Untuk menyatakan suatu keinginan yang tidak seimbang dengan kekuatan.
orang jawa bilang
“Cecak nguntal cagak”
Jumat, 27 Juli 2012
ADAG UDUG
ni pepatah Jawa, dapat diterjemahkan sebagai menyombongkan kecantikan wajah ataupun keelokan tubuh, menyombongkan besarnya tubuh ataupun garis keturunan, menyombongkan ilmu ataupun pengetahuan, dan menyombongkan kemahirannya ber bicara ataupun kemerduan suaranya.
Pepatah ini digunakan untuk menasihati orang agar hendaknya jangan menyombongkan apa pun yang dimilikinya.
Orang yang merasa diri mempunyai suatu kelebihan, kadang memang menjadi lupa bahwa semua itu hanyalah titipan Tuhan.
Orang yang merasa diri rupawan, cenderung menganggap orang lain tidak seelok dirinya. Orang yang merasa dirinya besar dan kuat cenderung menganggap orang lain lemah.
Orang yang merasa dirinya keturunan orang hebat cenderung menganggap orang lain adalah keturunan orang rendahan alias tidak punya kelas sosial.
Orang yang menganggap dirinya pintar cenderung menganggap orang lain tidak tahu apa-apa. Orang yang merasa dirinya pandai bicara cenderung mempengaruhi orang lain dengan omongannya.
Bangsa Indonesia, termasuk juga orang Jawa, dikenal memiliki perasaan halus, serta tenggang rasa tinggi. Karena itulah mereka tidak menyukai orang sombong. Yaitu, orang yang congkak, pongah, angkuh, takabur, menghargai diri sendiri berlebihan dan cenderung meremehkan (merendahkan) orang lain. Di Jawa, sombong dianggap sifat yang buruk (tak terpuji), dan sebaiknya dihindari karena akan jadi gangguan serius bagi komunitas dan lingkungannya
Menurut pandangan masyarakat Jawa, orang sombong memiliki sifat sebagaimana unen-unen (peribahasa) yang berbunyi: ‘adigang adigung adiguna’. Artinya, sifat menyombongkan diri pada kekuatan, kekuasaan, dan kepandaian yang dimiliki.
Rabu, 25 Juli 2012
Motif batik Megamendung merupakan karya seni batik yang identik dan bahkan menjadi ikon batik daerah Cirebon dan daerah Indonesia lainnya. Motif batik ini mempunyai kekhasan yang tidak ditemui di daerah penghasil batik lain. Bahkan karena hanya ada di Cirebon dan merupakan masterpiece, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI akan mendaftarkan motif megamendung ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu world heritage.'
Motif megamendung sebagai motif dasar batik sudah dikenal luas sampai ke manca negara. Sebagai bukti ketenarannya, motif megamendung pernah dijadikan cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design, karya seorang berkebangsaan Belanda bernama Pepin van Roojen. Kekhasan motif megamendung tidak saja pada motifnya yang berupa gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas, tetapi juga nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalam motifnya. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di Cirebon. H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds, Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) menyatakan bahwa:
“ | Motif megamendung merupakan wujud karya yang sangat luhur dan penuh makna, sehingga penggunaan motif megamendung sebaiknya dijaga dengan baik dan ditempatkan sebagaimana mestinya. Pernyataan ini tidak bermaksud membatasi bagaimana motif megamendung diproduksi, tapi lebih kepada ketidaksetujuan penggunaan motif megamendung untuk barang-barang yang sebenarnya kurang pantas, seperti misalnya pelapis sandal di hotel-hotel. | ” |
KAOS RASA UDANG
DAGELAN
Kuberi kau suara
Kau rampok jiwaku juga
Kuberi kau percaya
Tapi kau berfoya-foya
Kukira kau mengabdi
Nyatanya malah menyakiti
Kau tega buang nurani
Tugas suci dikhianati
Nama lengkap dari Gareng sebenarnya adalah Nala Gareng, hanya saja masyarakat sekarang lebih akrab dengan sebutan “Gareng”.
Gareng adalah punakawan yang berkaki pincang. Hal ini merupakan sebuah sanepa dari sifat Gareng sebagai kawula yang selalu hati-hati dalam bertindak. Selain itu, cacat fisik Gareng yang lain adalah tangan yang ciker atau patah. Ini adalah sanepa bahwa Gareng memiliki sifat tidak suka mengambil hak milik orang lain. Diceritakan bahwa tumit kanannya terkena semacam penyakit bubul.
Dalam suatu carangan Gareng pernah menjadi raja di Paranggumiwayang dengan gelar Pandu Pragola. Saat itu dia berhasil mengalahkan Prabu Welgeduwelbeh raja dari Borneo yang tidak lain adalah penjelmaan dari saudaranya sendiri yaitu Petruk.
Dulunya, Gareng berujud satria tampan bernama Bambang Sukodadi dari pedepokan Bluktiba. Gareng sangat sakti namun sombong, sehingga selalu menantang duel setiap satria yang ditemuinya. Suatu hari, saat baru saja menyelesaikan tapanya, ia berjumpa dengan satria lain bernama Bambang Panyukilan. Karena suatu kesalahpahaman, mereka malah berkelahi. Dari hasil perkelahian itu, tidak ada yang menang dan kalah, bahkan wajah mereka berdua rusak. Kemudian datanglah Batara Ismaya (Semar) yang kemudian melerai mereka. Karena Batara Ismaya ini adalah pamong para satria Pandawa yang berjalan di atas kebenaran, maka dalam bentuk Jangganan Samara Anta, dia (Ismaya) memberi nasihat kepada kedua satria yang baru saja berkelahi itu.
Karena kagum oleh nasihat Batara Ismaya, kedua satria itu minta mengabdi dan minta diaku anak oleh Lurah Karang Kadempel, titisan dewa (Batara Ismaya) itu. Akhirnya Jangganan Samara Anta bersedia menerima mereka, asal kedua satria itu mau menemani dia menjadi pamong para kesatria berbudi luhur (Pandawa), dan akhirnya mereka berdua setuju. Gareng kemudian diangkat menjadi anak tertua (sulung) dari Semar.
Selasa, 24 Juli 2012
CIREBON ETHNIC T-Shirt
Cirebon (formerly referred to as Cheribon in English) is a port city on the north coast of the Indonesian island of Java. It is located in the province of West Java near the provincial border with Central Java, approximately 297 km east of Jakarta, at 6°43′S 108°34′E. The urban core of Cirebon is very small in extent, however, its dense suburbs sprawl into the regency.
The seat of a former Sultanate, the city's West and Central Java border location have seen its history influenced by both Sundanese and Javanese culture and also Chinese.[1]
CIREBON ETHNIC T-Shirt
Ciayumajakuning Harus Bersinergi
bak papan catur.
CIREBON–Wilayah Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan (Ciayumajakuning) merupakan kekuatan ekonomi yang baru dan besar di Jawa Barat setelah Bandung Raya. Untuk mengoptimalkan pembangunan di wilayah tersebut, setiap kabupaten dan kota harus menyinergikan potensi daerahnya.
CIREBON ETHNIC T-Shirt
MOTIF BATIK
Konon, keterampilan membatik masyarakat Cirebon bermula dari tangan dingin Ki Gede Trusmi. Selain menyebarkan agama Islam, anak buah Sunan Gunung Jati ini juga mengajarkan keterampilan membatik. Sementara itu pengaruh budaya Cina pada motif-motifnya bermula dari pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ong Tien. Wanita dari Cina tersebut membawa pernak-pernik berbau Cina yang menginspirasi pembatik untuk menuangkannya dalam motif-motif batik.
CIREBON ETHNIC T-Shirt
PAKSI NAGA LIMAN (kraton kanoman)
Konsep raja atau sultan sebagai penguasa dan pengayom bagi semesta alam di Cirebon diwujudkan dalam Kereta Paksi Naga Liman. Sebuah kereta yang sangat indah menyerupai kembarannya Kereta Singa Barong.
Karya agung Panembahan Losari atau Pangeran Manis yang dikerjakan oleh Ki Natagana alias Ki Gede Kaliwulu ini merupakan gabungan tiga hewan, paksi, naga dan liman. Paksi atau burung melambangkan alam atas atau langit. Naga menjadi lambang kekuatan alam bawah atau air. Sedangakan Liman atau gajah melambangkan alam tengah atau bumi. Belalai gajah yang erat melibat trisula membawa pesan bahwa raja/sultan harus memiliki cipta, rasa dan karsa setajam bilah trisula.
Jadi jelas jika gabungan ketiganya pertanda bahwa si penunggang (Raja/Sultan) adalah tokoh sentral penyeimbang yang mampu mengendalikan setiap unsur kehidupan apa pun, dimana pun.
Sebagian berpendapat jika Paksi Naga Liman adalah gambaran keeratan hubungan dengan Mesir sebagai daerah asal usul Syarif Hidayatullah yang dialmbangkan dengan Paksi, Cina sebagai daerah yang pernah mengisi sejarah kehidupan Syarif Hidayatullah yang dilambangkan dengan Naga, dan India sebagai daerah yang banyak memberikan budaya dan agama yang dilambangkan dengan Liman. Ketiga Negara ini sangat erat hungannya dalam niaga dan pertukaran budaya. Syarif Hidayatullah sendiri memperlakukan sama antara pribumi dan pendatang, bahkan pendatang banyak mengambil andil dalam perkembangan budaya Cirebon. Terbukti hingga sekarang Cirebon adalah surga bagi komunitas Tionghoa, Arab dan India.
CIREBON ETHNIC T-Shirt
Keraton Kasepuhan adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon. Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya.
Keraton ini memiliki museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yang dikeramatkan yaitu kereta Singa Barong. Kereta ini saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan pada tiap 1 Syawal untuk dimandikan.
Bagian dalam keraton ini terdiri dari bangunan utama yang berwarna putih. Didalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja
CIREBON ETHNIC T-Shirt
Hanoman, sosok yang mungkin tidak asing lagi bagi para pembaca sekalian. Dia adalah seorang kesatria yang gagah berani dan pembela kebenaran. Meski dalam bentuk fisik sebagai seekor kera putih, tetap saja kisah kehidupannya sangat masyur di dunia. Sebuah kisah yang menceritakan seorang kesatria yang gagah perkasa, tulus, berani, tanggung jawab dan juga welas asih. Ia adalah seorang pahlawan yang senantiasa berada di garis depan bila terdapat ketidakadilan dan keangkaramurkaan. Dengan kekuatan besarnya, Hanoman akan senantiasa siap dalam memperjuangkan kebenaran. Meski harus mempertaruhkan nyawa dan sulitnya menghadapi hambatan, ia akan terus maju dan berusaha untuk meraih kemenangan sejati. Dimanapun ia berada, bila ada kebajikan yang memanggilnya, maka dengan segera ia akan menunaikannya tanpa pamrih. Semua dilakukan hanya demi menegakkan rasa cinta dan kebenaran sejati.
NUSANTARA T-SHIRT
Kalimantan (toponim: Kalamantan[1]/Calémantan[2][3]/Kalémantan[4]Kelamantan/Kilamantan/Klamantan/Klémantan/K'lemantan/Quallamontan[5]) adalah pulau terbesar ketiga di dunia yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa dan di sebelah barat Pulau Sulawesi. Pulau Kalimantan dibagi menjadi wilayah Brunei, Indonesia (dua per tiga) dan Malaysia (sepertiga). Pulau Kalimantan terkenal dengan julukan "Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya sungai yang mengalir di pulau ini.
Pada zaman dahulu, Borneo -- yang berasal dari nama kesultanan Brunei -- adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda untuk menyebut pulau ini secara keseluruhan, sedangkan Kalimantan adalah nama yang digunakan oleh penduduk kawasan timur pulau ini yang sekarang termasuk wilayah Indonesia.[6][7] Wilayah utara pulau ini (Sabah, Brunei, Sarawak) dahulu dalam bahasa Indonesia disebut dengan Kalimantan Utara, tetapi dalam pengertian sekarang Kalimantan Utara adalah Kalimantan Timur bagian utara.
Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang juga disebut dengan Borneo, sedangkan dalam arti sempit Kalimantan hanya mengacu pada wilayah Indonesia.
NUSANTARA T-SHIRT
BETAWI
Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa pada masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, dan Melayu serta suku-suku pendatang, seperti Arab, India, Tionghoa, dan Eropa.
NUSANTARA T-SHIRT
BALI
Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan.
Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
NUSANTARA T-SHIRT
BANDUNG
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila (Grebangkertosusilo). Di kota yang bersejarah ini, berdiri sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool te Bandoeng - TH Bandung, sekarang Institut Teknologi Bandung - ITB)[2], menjadi ajang pertempuran di masa kemerdekaan[3], serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955,[4] suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.[5]
Pada tahun 1990 kota Bandung menjadi salah satu kota teraman di dunia berdasarkan survei majalah Time.[6]
NUSANTARA T-SHIRT
PAPUA
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea.
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.
Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Pada tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.
Selasa, 17 Juli 2012
KAOS ETHNIC EMPAL GENTONG
Empal gentong adalah makanan khas masyarakat Cirebon, Jawa Barat. Makanan ini mirip dengan gulai (gule) dan dimasak menggunakan kayu bakar (pohon mangga) di dalam gentong (periuk tanah liat).[rujukan?] Daging yang digunakan adalah usus, babat dan daging sapi. Empal gentong berasal dari desa Battembat, kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.
Selain menggunakan kayu bakar dan gentong, makanan ini disajikan menggunakan kucai(Chlorella sorokiniana) dan sambal berupa cabai kering giling.[rujukan?] Empal gentong dapat disajikan dengan nasi atau juga lontong. lontong menurut orang cirebon hanyalah beras yang dimasukan kedalam daun pisang yang sudah dibentuk silinder, tidak ada campuran lainnya, kemudian direbus selama 4 jam.[rujukan?]
KAOS ETHNIC PEDATI GEDE PEKALANGAN
Pedati Gede Pekalangan adalah rancang bangun teknologi pada zamannya. Roda pedati ini dihubungkan oleh semacam as yang terbuat dari kayu bulat berdiameter 15 cm. As ini kemudian dimasukkan ke dalam poros yang dipasang di setiap roda, yang juga terbuat dari kayu.
Agar pertemuan as bisa licin bertemu dengan poros, digunakanlah pelumas yang menggunakan getah pohon damar. “Dengan getah itu putaran roda bisa lancar dan normal dan tidak mudah aus,” kata TD Sudjana, pemerhati sejarah klasik Cirebon.
Pedati Gede ini dulu ditarik kerbau bule yang diyakini punya kekuatan lebih dibanding kerbau biasa.
KAOS ETHNIC CIREBON ETHNIC
Suatu malam Pangeran Losari adik dari Panembahan Ratu I (raja Kerajaan Cerbon ke-2) melihat mahluk prabangsa (mahluk purba, hewan imajiner) terbang gagah berani di angkasa. Mahluk tersebut berbadan singa berkepala naga dengan belalai yang menggenggam trisula, di badannya terdapat sepasang sayap yang indah. Kemudian gambaran tersebut disampaikan ke Panembahan Ratu I dan menjadi ide pembuatan kereta kerajaan yang baru sebagai pengganti Pedati Gede Pekalangan (sekarang sudah rusak).
Ide
dasyat tersebut diwujudkan oleh Ki Gede Kaliwulu yang bernama Ki
Natagana dengan hasil yang sangat sempurna. Selesai pada tahun 1571 S/
1649 M, dengan sengkalan ( kode tahun Saka/Jawa ) “Iku Pandhita Buta
Rupane” yang berarti “Itu Pendeta Raksasa Wujudnya”.
Empal gentong adalah makanan khas masyarakat Cirebon, Jawa Barat. Makanan ini mirip dengan gulai (gule) dan dimasak menggunakan kayu bakar (pohon mangga) di dalam gentong (periuk tanah liat).[rujukan?] Daging yang digunakan adalah usus, babat dan daging sapi. Empal gentong berasal dari desa Battembat, kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.
Selain menggunakan kayu bakar dan gentong, makanan ini disajikan menggunakan kucai(Chlorella sorokiniana) dan sambal berupa cabai kering giling.[rujukan?] Empal gentong dapat disajikan dengan nasi atau juga lontong. lontong menurut orang cirebon hanyalah beras yang dimasukan kedalam daun pisang yang sudah dibentuk silinder, tidak ada campuran lainnya, kemudian direbus selama 4 jam.[rujukan?]
KAOS ETHNIC PEDATI GEDE PEKALANGAN
Pedati Gede Pekalangan adalah rancang bangun teknologi pada zamannya. Roda pedati ini dihubungkan oleh semacam as yang terbuat dari kayu bulat berdiameter 15 cm. As ini kemudian dimasukkan ke dalam poros yang dipasang di setiap roda, yang juga terbuat dari kayu.
Agar pertemuan as bisa licin bertemu dengan poros, digunakanlah pelumas yang menggunakan getah pohon damar. “Dengan getah itu putaran roda bisa lancar dan normal dan tidak mudah aus,” kata TD Sudjana, pemerhati sejarah klasik Cirebon.
Pedati Gede ini dulu ditarik kerbau bule yang diyakini punya kekuatan lebih dibanding kerbau biasa.
KAOS ETHNIC CIREBON ETHNIC
Suatu malam Pangeran Losari adik dari Panembahan Ratu I (raja Kerajaan Cerbon ke-2) melihat mahluk prabangsa (mahluk purba, hewan imajiner) terbang gagah berani di angkasa. Mahluk tersebut berbadan singa berkepala naga dengan belalai yang menggenggam trisula, di badannya terdapat sepasang sayap yang indah. Kemudian gambaran tersebut disampaikan ke Panembahan Ratu I dan menjadi ide pembuatan kereta kerajaan yang baru sebagai pengganti Pedati Gede Pekalangan (sekarang sudah rusak).
Jumat, 13 Juli 2012
KAOS ETHNIC Malang
Kota Malang. memiliki sejuta kenangan tempoe doeloe. kami disajikan KAOS ETHNIC suasana Malang jaman doeloe
Kota Malang. memiliki team speak bola SINGO EDAN kami disajikan pada KAOS ETHNIC dengan suasana stadion kebanggan kota malang.
Kota Malang. memiliki sejuta kenangan termasuk stasiun kami disajikan KAOS ETHNIC suasana Malang asri
Langganan:
Postingan (Atom)