Selasa, 17 Juli 2012

 KAOS ETHNIC EMPAL GENTONG


Empal gentong adalah makanan khas masyarakat Cirebon, Jawa Barat. Makanan ini mirip dengan gulai (gule) dan dimasak menggunakan kayu bakar (pohon mangga) di dalam gentong (periuk tanah liat).[rujukan?] Daging yang digunakan adalah usus, babat dan daging sapi. Empal gentong berasal dari desa Battembat, kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.

Selain menggunakan kayu bakar dan gentong, makanan ini disajikan menggunakan kucai(Chlorella sorokiniana) dan sambal berupa cabai kering giling.[rujukan?] Empal gentong dapat disajikan dengan nasi atau juga lontong. lontong menurut orang cirebon hanyalah beras yang dimasukan kedalam daun pisang yang sudah dibentuk silinder, tidak ada campuran lainnya, kemudian direbus selama 4 jam.[rujukan?]

KAOS ETHNIC PEDATI GEDE PEKALANGAN

Pedati Gede Pekalangan adalah rancang bangun teknologi pada zamannya. Roda pedati ini dihubungkan oleh semacam as yang terbuat dari kayu bulat berdiameter 15 cm. As ini kemudian dimasukkan ke dalam poros yang dipasang di setiap roda, yang juga terbuat dari kayu. 

Agar pertemuan as bisa licin bertemu dengan poros, digunakanlah pelumas yang menggunakan getah pohon damar. “Dengan getah itu putaran roda bisa lancar dan normal dan tidak mudah aus,” kata TD Sudjana, pemerhati sejarah klasik Cirebon. 


Pedati Gede ini dulu ditarik kerbau bule yang diyakini punya kekuatan lebih dibanding kerbau biasa. 


KAOS ETHNIC CIREBON ETHNIC

Suatu malam Pangeran Losari adik dari Panembahan Ratu I (raja Kerajaan Cerbon ke-2) melihat mahluk prabangsa (mahluk purba, hewan imajiner) terbang gagah berani di angkasa. Mahluk tersebut berbadan singa berkepala naga dengan belalai yang menggenggam trisula, di badannya terdapat sepasang sayap yang indah. Kemudian gambaran tersebut disampaikan ke Panembahan Ratu I dan menjadi ide pembuatan kereta kerajaan yang baru sebagai pengganti Pedati Gede Pekalangan (sekarang sudah rusak).


Ide dasyat tersebut diwujudkan oleh Ki Gede Kaliwulu yang bernama Ki Natagana dengan hasil yang sangat sempurna. Selesai pada tahun 1571 S/ 1649 M, dengan sengkalan ( kode tahun Saka/Jawa ) “Iku Pandhita Buta Rupane” yang berarti “Itu Pendeta Raksasa Wujudnya”.

1 komentar:

  1. like....lestarikan budaya lewat kaos....bantu dong pemerintahnya untuk menggandung para seniman kita untuk bisa berkarya dan melestarikan budayanya....

    BalasHapus